Menyelami Hati Untuk Menemukan Strong Why Menjadi Blogger Sejati


Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.



Di Balik Layar


Lagi-lagi mendapatkan sebuah pertanyaan tentang “strong why jadi bloger”. Sebuah pertanyaan yang saya rasa cukup simple, tetapi membutuhkan waktu untuk menjawab. Karena sebelumnya tidak pernah ditanya.


Intinya ketika ada hal baru yang menurut saya menarik, maka saya akan melakukannya. 


Yap, benar sekali. 


Hal itu akan membuat saya mudah malas dan bosan. Apalagi jika tidak memiliki teman seperjuangan. Ditambah julitan teman yang memandang remeh sebuah tulisan.


Tentu saja saya sadar, karena memang saya belum bisa membuktikan apa pun. Beda halnya jika saya bisa segera membungkam mereka dengan sebuah hasil karya yang mukau. Sebuah novel best seller layaknya J. K. Rowling ataupun Stepehen King misalnya.


Namun, di sini saya pun kembali tertampar. Yang mana pada kenyataannya, seorang novelis terkenal sekaliber J. K. Rowling pun pernah gagal dan ditolak banyak penerbitan. Lalu apa kabar saya, mimpi aja. Hahaha.


Mari kembali lagi kepada julitan teman yang meremehkan sebuah tulisan. Tentu saja sangat menyakitkan. Di situ saya enggan untuk banyak berbicara dan menarik diri dari mereka.


Bahkan enggak pernah sekali pun membahas tentang menulis. Memilih menyendiri dan menulis sesuka hati. Untuk mendapatkan sebuah kepuasan dan kebahagiaan. 


Selain itu menulis juga merupakan sebuah hal yang disukai sejak kecil. Meskipun enggak pernah mendapatkan penghargaan apa pun. Hanya saja dengan menulis hati merasa lega.


Ada sebagian beban yang tersimpan di kepala perlahan menghilang. Kemudian beralih menjadi ratusan kata dan terangkai menjadi sebuah kalimat. Kalimat-kalimat tak beraturan yang membentuk cerita. 


Kadang baik, sedih, marah, takut, dan kekecewaan. Tulisan pun mampu menjaga dirinya untuk tidak didengarkan oleh orang lain. Selama media yang digunakan untuk menulis itu tidak jatuh ke tangan orang.


Rasa jera yang kerap mendera kala bercerita sebuah rahasia kepada manusia. Membuat saya memilih tulisan sebagai media bercerita. Sehingga bisa tetap baik kepada siapa saja.


Namun, jika ditanya apakah prestasi yang sudah dicapai dari sebuah tulisan? Maka jawabannya belum ada. Kecuali beberapa buku jurnal yang sudah hilang. Sebuah pencapaian yang kurang membanggakan.


Namun, cukup membuat saya lega dan bahagia. Toh awalnya saya menulis juga bukan untuk berprestasi. Melainkan untuk menolong diri dan menghibur diri dari kenyataan yang menerjang.



Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.

Kenapa Menulis


Jika ditanya kenapa memilih menulis sebagai hal yang disukai? Maka jawabannya adalah karena saya suka. 


Yap, sesimpel itu.


Selain itu sudah tertulis di atas. Hal lainnya, ya karena saya tidak bisa menggambar, menari, gymnastics, atau pun melakukan kegiatan lain untuk berekspresi.


Di samping itu menulis merupakan media termurah untuk mengekspresikan diri. Sama halnya dengan jogging. Menulis tidak perlu membutuhkan banyak hal. Cukup pulpen dan buku. 


Kalau ada yang enggak setuju, ya enggak masalah. Karena saya tidak meminta kalian untuk menyetujuinya. Di sini saya menuliskan opini yang berasal dari kepala saya.


Saya pun dengan sadar mengakui bahwa pikiran orang lain bisa berbeda. Namun, di sini saya tidak mendebatkan apa pun. Karena memang tidak perlu ada perdebatan di antara kita.


Misalnya ada yang bilang bahwa menari, menyanyi, memasak, menggambar, atau hobi yang lain masih lebih murah atau sama murahnya dengan menulis. Enggak jadi persoalan buat saya. Karena sekali lagi, saya tidak meninggikan menulis dan meremehkan hobi lainnya. 


Clear?


Baiklah, mari saya lanjutkan tulisan yang agaknya telah berubah menjadi curhatan ini. Well, apabila ada yang bertanya apa saja yang dihasilkan dari menulis, maka jawaban saya adalah banyak sekali.


Cuan, sudah pasti dapat. Selain itu, seorang teman pernah berkata bahwa dia menulis untuk memiliki “prasasti”. Artinya ia ingin meninggalkan sesuatu untuk dapat dikenang oleh anaknya. 


Dia ingin anaknya tahu apa saja yang dia pikirkan. Cool bukan? Tentu saja, dari ucapannya itu saya pun menjadi terinspirasi. Beberapa hasil karya dari menulis, ini merupakan opini saya sendiri.


Contohnya:



Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.


Karya Tulis Yang Bisa Dihasilkan


  1. Dengan menulis jurnal dan diary, maka saya jadi punya catatan penting selama hidup. Kalau cerita hidup saya tersebut cukup menginspirasi. Maka tulisannya bisa dikembangkan kemudian disusun menjadi memoar.


  1. Dengan mencatat dan memiliki tulisan berupa resep masakan. Maka saya akan bisa membuat dan menerbitkan buku resep masakan. Sebuah buku masakan yang bisa wariskan kepada anak cucu saya.


  1. Dengan menuliskan keresahan hati dan unek-unek yang dibumbui dengan satir dan komedi. Atau sekadar menyalurkan kata-kata indah kepada sang pujaan hati. Maka saya bisa menulis sebuah buku kumpulan puisi.


  1. Dengan menuliskan kata-kata bersajak a-b-a-b atau a-a-b-b. Maka saya bisa menerbitkan buku pantun


  1. Dengan menulis cerita rekaan, baik berbasis fakta maupun sekadar imajinasi. Kemudian menambahkan beragam konflik untuk dinikmati. Maka saya bisa menerbitkan novel.


  1. Dengan menuliskan pengalaman hidup dan cara bangkit dari keterpurukan. Atau pengalaman menurunkan berat badan, pengalaman berlibur ke kapal Titanic di bawah laut. Maka saya bisa menerbitkan sebuah buku inspiratif.


  1. Dengan menuliskan berbagai rumus matematika dan cara mengerjakannya. Atau menuliskan sebuah panduan untuk mengikuti tes TOEFL, IEFL. Maka saya bisa menulis sebuah buku ajar.


Bagaimana, menarik, kan?


Tentu saja contoh di atas masih sebagian kecil dari berbagai karya yang bisa dihasilkan dari sebuah tulisan.Oke, kembali lagi kepada blogger. 


Setelah mengenal dan mengetahui lebih banyak mengenai blog. Kali ini saya berusaha menuliskan strong why menjadi blogger. Di mana tujuannya adalah untuk tetap memantapkan hati dan mengikatnya agar kelak tak mudah berpaling.




Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva. 


Layaknya sebuah pernikahan yang harus diikat agar tidak melenceng dari syariat. Seperti itu pula saya kembali mendalami strong why ini. Tentu saja jawabannya akan berbeda atau bisa jadi sama dengan orang lain.


Awalnya, saya tidak pernah mengira jika dengan menjadi blogger, maka saya akan bisa memperoleh klien dan penghasilan. Tentu saja itu karena saya sangat awam dengan dunia blogger. 


Untuk detailnya, pertama kali saya kenal istilah blogger adalah di sebuah seminar. Lupa tahun kapan. Waktu itu pemateri menanyakan tentang kepemilikan blogger. Pada saat itu saya tidak memilikinya.


Tentu saja kala itu saya pun tidak tahu manfaat dan kegunaanya. Seingat saya beliau pernah bilang bahwa dengan menjadi blogger kita bisa mendapat penghasilan. Namun, ucapan itu seolah sirna terberangus keruwetan dan keadaan dunia nyata.


Di samping itu ada rasa tidak percaya, bahwa saya bisa mendapatkan penghasilan dari menulis di blog. Untungnya kala itu setelah dijelaskan, saya berusaha membuat blogger di rumah. Berbekal HP jadul berjaringan 3D. Setelah berbagai trial dan error akhirnya berhasil.


Sejak saat itu, saya pun memiliki platform lain untuk menulis. Namun, jarang sekali saya isi. Kala itu saya membuatnya dengan tujuan untuk menuliskan puisi dan pantun. Supaya tulisan saya mudah diakses. 


Yah, walaupun akhirnya tetap sama. Jarang sekali update dan dikunjungi. Karena kesibukan duniawi. Kemudian kali ini saya memiliki strong why yang baru. Sebuah alasan kenapa menjadi blogger.


Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.



Strong Why Jadi Blogger


Menurut pengertian saya, strong why adalah alasan yang membuat saya stay dan bertahan. Apa pun gempuran yang menghantam. Setelah kembali mengulik dan menyelam ke dalam hati. Akhirnya saya temukan kenapa, yaitu:


1. Saya ingin berkeliling dunia.


Sebuah cita-cita dan impian indah yang membuat saya bahagia hanya dengan membayangkannya. Karena realita tidak seindah khayalan.


Sering kali saya menemukan sebuah tulisan bahwa dengan membaca membuka cakrawala dunia. Dengan membaca kita bisa berkeliling dunia. Maka sekarang saya punya istilah lain.


Dengan menulis kita bisa berkeliling dunia.


Kamu benar sekali, jika beranggapan bahwa ini adalah sebuah istilah yang absurd. Namun, seperti halnya membaca. Di mana saya seolah-olah berkeliling dunia, padahal jelas-jelas saya tidak kemana-mana secara fisik. Hanya saja pikiran saya yang seolah berada di dunia dan dimensi lain. 


Maka kali ini saya pun memposisikan diri saya sebagai penulis. Berharap apa yang saya tulis bisa dibaca oleh semua orang di belahan dunia manapun. Kemudian mereka mendapatkan manfaat dari tulisan saya dan meninggalkan pesan di mana tempat tinggal mereka. Dengan begitu saya pun merasa telah menapakkan kaki di sana.


Cool, kan?


Maka cukuplah bagi saya jika tulisan saya bisa dibaca oleh mereka di belahan dunia yang lain. Aaamiiinnn. Tentu saja untuk bisa memperoleh hal ini, maka tulisan saya harus berkualitas dan bukan yang gratisan.


2. Menjadikan blog sebagai museum


Sama halnya seperti teman saya yang menjadikan tulisan sebagai prasasti. Maka saya akan menjadikan blog sebagai museum. Tempat di mana saya menyimpan hasil karya saya.


Jika seorang pelukis memiliki galeri, penari memiliki studio, penyanyi memiliki DVD atau panggung. Maka saya memiliki blogger untuk menampung dan memajang tulisan saya. 


Kenapa enggak membukukannya?


Karena belum ingin saja. Hehehe. Meskipun begitu, masih ada keinginan untuk bisa menerbitkan buku solo. Aamiiinnn ….


Lagipula, tidak semua hal dishare ke blog juga. Tentu saja ada porsinya dan sesuai dengan chace saya. Yah, walaupun sampai sekarang belum ketemu.


3. Ingin memenangkan kontes menulis di blog


Alasan ini merupakan sebab lanjutan dari menulis di blog. Yang dulunya tidak tahu tentang kontes menulis di blog, maka sekarang jadi tahu dan tertantang untuk mengikuti.


Tentu saja akan menambah pengalaman dan pengertian baru. Selain mendapatkan hadiah jika menang. Maka saya menjadikannya sebagai strong why sehingga memantik saya untuk terus bertumbuh. 


Karena tidak akan ada hasil tanpa adanya usaha.


Dengan memenangkan kontes menulis blog. Tentu saja saya memiliki harapan untuk bisa mendapatkan pendapatan dari sana. Kemudian mendapatkan klien dan bisa bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai negara.


4. Ingin tetap menulis di manapun dan kapanpun


Karena menulis merupakan pelarian dan alat untuk bercerita. Maka blog akan menjadi tempat terbaik untuk mencurahkan isi hati.


Tentu saja saya bisa menulis di diary ataupun buku jurnal. Namun, di saat saya tidak membawa buku dan bolpoin. Maka saya cukup membuka blog dari HP dan menuliskan apa pun di sana. 


Sebuah alternatif yang sangat menarik, kan? Menjadikan blog sebagai media “privat yang public”. Artinya saya bisa mempublikasikan tulisan pribadi saya, tetapi saya juga bisa menyimpannya untuk saya sendiri. 


Ah, arti dari istilah privat yang public ini merupakan penamaan saya sendiri. Yang mungkin ada arti istilah harfiah yang tidak saya ketahui. 


Begitulah kira-kira beberapa strong why kenapa saya ingin menjadi blogger. Lalu, bagaimana dengan Anda, Kawan? 


***

Jumkat 1509



 

Komentar

Postingan Populer