Akhir Tragis

 


Pagi ini aku mendengar acara siaran radio favoritku. Dalam acara hari ini penyiar radio memberi kesempatan seorang penelpon untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada kekasih atau pun orang yang sedang dia taksir.

Singkat cerita si penelpon bercerita, jika dia mencintai seorang wanita selama dua puluh tahun. Ya benar, dua puluh tahun. Aku sendiri sampai mengeraskan volume radio karena takut salah dengar. 

Penelpon bercerita bahwa dia mwncintai wanita itu sejak sekolah SMA tetapi tidak berani mengungkapkannya lantaran dia takut. Takut akan kehilangan seorang teman jika cintanya ditolak, takut akan merasa aneh jika yang dia katakan tidak mendapat sambutan baik.

Setelah si pembawa acara mengulik lebih dalam kisahnya. Si laki-laki ini baru sadar jika si wanita sejak dulu sudah memberikan lampu hijau padanya, tetapi dia yang tidak pernah maju dan hanya memilih diam karena takut kehilangan. 

Si wanita sering makan malam dirumahnya. Jalan berdua bahkan sampai pergi tamasya bersama. Sering curhat masalah pribadi, kantor, bahkan masalah yang dia hadapi dengan sahabatnya dia ceritakan. Saat si wanita putus cinta pun, laki-laki ini menjadi orang pertama yang dia cari. 

Namun, karena ketakutannya sendiri dan keraguan hatinya selama dua puluh tahun membuatnya kini harus kehilangan si wanita, karena ternyata si wanita akan pergi ke luar negeri untuk migrasi bersama sang suami.

Sungguh malang.

Satu hal yang bisa aku ambil, jika mencintai seseorang katakan saja sebelum kau menyesal karena tidak mengatakannya dan kehilangan dia selamanya. Cinta itu perlu diperjuangkan bukan ditangguhkan, atau digantungkan. Sekuat apa pun jemurannya (baca hati) kalau terlalu lama digunakan untuk menggantung baju yang berat pada akhirnya akan rusak dan usang.

Komentar

Postingan Populer