Cerbung: Part 2 “Bukan Cinta Full Senyum”


Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.
***


Aku mematut diri di depan cermin. Membenarkan make-up dan tersenyum kaku pada diri sendiri. Aku sempat berharap bahwa Fahrul akan menyukaiku karena penampilanku yang lebih modis. Namun, rupanya aku salah. Ternyata dia sama sekali enggak berubah. 


Entah kenapa aku bisa mengenalinya meskipun kami bertopeng. Sepertinya senyuman devilish yang ia tebar tak mungkin bisa terlupakan. Senyuman yang pernah membuatku jadi orang bodoh.


Aku ke luar dari kamar mandi. Naas di pojok lorong toilet mataku menangkap sosok Fahrul. Dia tengah berpelukan dengan wanita yang tak aku kenal. 


Mata Fahrul menatap tajam, membuatku bergeming. Fahrul berbisik dan mencium kening wanita itu, ia pun kemudian pergi meninggalkan Fahrul. Aku memberanikan diri berjalan cepat meninggalkan toilet, tetapi Fahrul berhasil menghadangku.


“Ahhh, aku baru ingat. Kau Sasi, kan?” ucap Fahrul sembari mendekatkan wajahnya. “Kau masih menyukai aku, kan?” tanyanya kemudian dengan senyum miring.


Aku sedikit bingung dengan sikap Fahrul itu. Merasa tidak nyaman, berusaha menghindar, dan menjauh kan wajah. Namun, Fahrul malah mengitariku dan berucap, “Boleh juga penampilanmu sekarang. Tubuhmu begitu molek dan ranum. Kapan kita bisa kencan? Aku yakin kau tak kan menyesal.” 


Ucapan Fahrul membuat bulu kuduk meremang dan jantung berdebar kencang. Dengan reflek aku menutup area payudara yang sebenarnya tidak terbuka. Karena malam ini aku memakai kostum ala Maleficent,  berupa gaun hitam panjang.


Fahrul mendorong tubuhku ke tembok dan mencium keningku. “Bagaimana kalau malam ini? Kutunggu kau di Hotel Asmara selepas pesta!” pungkasnya kemudian hendak mencium bibirku. Untungnya suara pintu yang berdebam dengan keras mengurungkan niatnya.


“Lepas!” Aku mencoba mendorong tubuhnya dengan tangan gemetar. Jantungku berdegup kencang. Selama ini tak pernah menyangka bahwa Fahrul akan berbuat mesum. 


Suara pintu toilet kembali berdebam. Fahrul pun melepaskan genggaman tangannya. Aku bernapas lega. Lalu Fahrul kembali ke arahku dan berbisik, “Hotel Asmara lantai 5. Ingat!” pesannya kemudian meninggalkan aku yang masih gemetar ketakutan.


“Sa, lama banget ke toilet. Kamu sakit? Wajahmu pucat lo!” tanya Dea yang menyusulku karena khawatir.


Aku terkesiap dan menjawab pertanyaan Dea sebisanya. “Enggak Dea, aku baik-baik saja. Cuma mules aja. Kamu kembali lagi ke pesta deh. Aku mau ke toilet lagi,” ucapku pada Dea.


“Beneran enggak apa-apa? Telpon aku kalau butuh bantuan, ya!” pesan Dea.


Aku pun mengangguk dan kembali masuk ke dalam toilet. Untung saja tidak banyak orang yang masuk ke toilet saat kejadian tadi. Aku kembali mematut diri dan merapikan riasan.


Selesai menata riasan dan menambah lipstik aku pun ke luar. Belum sempat aku melangkah lebih jauh, tiba-tiba pintu kamar mandi khusus difabel terbuka dan seseorang menarikku ke dalam. Dia membekap mulut, memojokkanku ke tembok, dan mengunci pergerakan tangan dan kaki.


Aku memejamkan mata, ada ketakutan yang teramat dalam. Aku takut Fahrul akan menodai atau membunuhku. Tiba-tiba aku ingin menangis lantaran berburuk sangka.


Meski begitu, aku mencoba meronta sekuat tenaga, tetapi kekuatannya lebih besar. Aku pun memberanikan diri dan membuka mata. Kami saling menatap dan menelisik. Aku membelalak saat tahu Reza adalah orang yang mengunciku di dalam. 


“Lepaskan aku!” jeritku masih dalam kungkungan Reza.


Reza mengeratkan tangannya. “Diam! Kalau kamu berani berteriak maka aku tak akan segan!” ancamnya kemudian.


Aku pun terdiam tak berani mengambil risiko. Peristiwa yang baru saja terjadi masih membekas dan membawa luka. Kini aku kembali menjadi korban oleh lelaki berbeda. Lelaki yang pernah aku suka.


Aku mendengarkan ucapan Reza dengan saksama. Namun, di luar terdengar suara seseorang memasuki toilet. Aku pun berusaha berteriak dan meminta tolong. Kemudian hal di luar dugaan pun akhirnya terjadi. Reza membungkam mulutku, kali ini tidak dengan tangan melainkan bibirnya. Seketika aku mematung.


Bersambung …


 ****

Jumlah kata 575

ODOP2023

OPREK ODOP 2023





Komentar

  1. Waahhh, menunggu kelanjutannya. Penasaran dengan sikap Reza. Padahal di awal menghina Sasi. 🥹

    BalasHapus
  2. Waw... Emak-emak baca beginian agak gimanaaa gitu yaa.. Hihi.

    BalasHapus
  3. Wadduhhh, ada apa dengan Sasi? Sampai semua cowok-cowok begitu terobsesi sama Sasi

    BalasHapus
  4. Ya ampun menarik bgt bacanya. Ikut deg-degan. Diapain ya Sasi 😅

    BalasHapus
  5. Wew ceritanya agak bikin deg-degan

    BalasHapus
  6. Berasa jadi anak muda kembali 😄

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer