Masalah Juga Berkah

 "Andai, aku memilih hari yang lain apakah semua akan berjalan dengan lancar?"

"Andai, bukan hari itu. Apakah aku bisa lebih bersinar?"

"Andai, kemarin aku tidak sesibuk itu. Apakah aku akan lebih baik?"

"Andai, aku tidak tampil. Bukankah aku tidak harus mempermalukan diri sendiri?"


Beberapa pertanyaan dan pengandai-andaian yang sering muncul berulang dalam benakku. Terlihat sangat simple, tetapi rupanya pertanyaan-pertanyaan itu akan berdampak tidak baik untuk diriku sendiri.


Kenapa bisa? 


Sikap terus menyalahkan diri sendiri tidak akan membuat diri menjadi lebih kuat, bukan? Sebaliknya hal itu akan membuat diri semakin mengerdil dan terasa sangat kecil. Menjadikan jiwa merasa tidak berguna dan pantas mendapat perlakuan yang semena-mena. Menjadikan jiwa sebagai hal yang tidak berguna. 


Lalu menggerogoti segenap rasa percaya diri, semangat, dan harapan yang telah terbangun dalam diri karena sikap kita yang salah dalam memandang suatu masalah. Sebesar apapun masalahnya, tentu Tuhan tidak akan membawanya ke hadapan kita jika Tuhan tidak tahu bahwa kita akan bisa melampauinya.


Lalu bagaimana sebaiknya kita bisa bertindak. Agar jiwa tidak memberontak, hati tetap damai dalam badai, diri tetap berjalan anggun dan tegak. Tersenyum bersama jiwa-jiwa baik kecintaan Tuhan yang lain?


Bersyukur tentu saja hal pertama yang harus kita lakukan. Ikhlas menerima kesalahan sebagai batu loncatan yang akan mengantar kita pada suatu pengertian lain yang lebih membanggakan. Bersyukur dan ikhlas dengan segenap jiwa bahwa memang aku kemarin salah dan aku bangga, ya bangga. Karena aku sudah berani berdiri dan berani melakukan kesalahan. 


Bukankah tidak banyak, orang mau berdiri dengan gagah, tampil dengan berani lalu melakukan kesalahan? Tentu saja aku setuju, karena aku sendiri juga melakukan hal itu, bahkan pernah bersyukur saat melihat orang lain melakukan kesalahan dan bukan aku yang bersalah.


Nah, dari sini aku belajar. Bahwa, sudut pandang akan mempengaruhi sikap kita dalam menghadapi sesuatu.


Bagaimana kita memandang suatu musibah atau pun masalah sebagai berkah yang akan membuat kita lebih cemerlang. 

Atau,

Sebuah masalah akan membuat kita semakin masuk ke jurang penghakiman yang menghancurkan.


Kita harus berterima kasih pada diri kita sendiri, karena begitu berani tampil dengan memukau. Harus senang dan berkata lantang, "Untung kemarin aku salah dan tahu kesalahanku dengan cepat sehingga lain kali aku akan bisa lebih baik lagi."


Wahai jiwaku,

"Aku mencintaimu." 

"Aku bangga padamu."

"Aku yakin kamu mampu."

"Aku yakin kamu bisa dan akan sampai."

"Aku membersamaimu dalam perjalanan naik dan tidak mudah ini."

"Terima kasih."

"Terima kasih telah berjuang dengan sangat baik."

"Terima kasih, kamu masih menjadi jiwa baik yang penyayang dan yakin jika Tuhan mengizinkan itu terjadi karena memang Tuhanlah pemilik keputusan."

***


Komentar

Postingan Populer