Remahan Rengginang yang Gigih Berjuang

 

Saat ini aku sedang mengikuti praktik menulis rutin selama 30 hari. Hari ini mendapat tema tulisan "keluh". Wahhh … asik dong, bisa mengeluh sebanyak 200 kata? 


Ah, enggak juga. Karena aku sadar dampaknya tidak baik-baik saja. Daripada mengikuti keinginan hati untuk mengeluh. Aku memilih bersantai sejenak dan ngobrol dengan diri sendiri tentang hal asik. Untuk bisa memetik pelajaran yang menarik.


Jadi gini, aku merasa tergelitik dan tertarik dengan tulisan mengenai "remahan rengginang", yang beberapa kali di-update dan ditulis oleh mentor. Beliau mengungkap bahwa "dirinya tidak merasa minder, bahkan saat berbincang dengan teman sejawatnya yang seorang calon profesor".


Keren, kan? Iya dong, masak enggak. Beliau seorang mentor loh. Sedang aku, he-he-he. Kalian benar, akulah "remahan rengginang" yang sesungguhnya. Eitsss … udah deh nggak usah dibandingin, ya. Kan yang mau dibahas itu. Oke, kembali ke laptop! Ehhh … bukan, kembali ke topik.


Jadi yang ingin aku soroti adalah kepercayaan dirinya yang tinggi. Meski bukan paripurna, karena pada tulisannya yang lain. Beliau menulis "aku merasa terkejut ketika ditunjuk menjadi moderator dalam diskusi yang mengundang tokoh masyarakat dan ulama". Di sini beliau merasa kecil, tetapi bukan minder. "Grogi iya minder enggak" tulisan lanjutannya. Hingga beliau meminta nasihat pada ibunda.


Nah, Sampai di sini marilah kita bedakan antara minder dan grogi, ya! Siapa tahu kita beda pengertian, mulai saja, yuk!


Minder sendiri bukanlah sikap yang keren loh sebenarnya. Kenapa? Ya karena kita secara tidak langsung menganggap diri kita lebih rendah dari orang lain. Dalam konteks kemampuan. Itu artinya kita mengamini sebuah fakta, bahwa orang lain lebih baik dari kita. Padahal sebenarnya belum tentu juga. Karena sebuah kemampuan apa pun di dunia ini sejatinya bisa dipelajari. Nah, kalau dilihat darì sisi lain. Minder bahkan bisa dikatakan sebagian dari sifat sombong. 


Kok bisa! Ihhh … jangan bilang nggak setuju dulu. Coba deh resapi lagi. Ketika minder, kita mengharuskan orang lain untuk lebih rendah dari kita. Setelah itu baru kita akan merasa tenang dan tidak minder. Bukankah begitu? Lalu apakah nama lain dari sikap itu kalau bukan sombong. Iya, kan?


Lalu bagaimana dengan grogi? Kalau menurutku grogi lebih berkonotasi positif. Dalam hal apa? Tentu saja semuanya, coba deh kita teliti. Bukankah setiap orang merasakan perasaan canggung. Atau tidak tenang ketika hendak menghadapi sesuatu yang baru? Untuk itu perlu adanya persiapan. Nah … itulah sebabnya rasa grogi ini lebih bermakna positif.


Okey … kita kembali lagi kepada mentorku tadi. Kenapa beliau bisa merasa grogi tanpa merasa minder? Sebenarnya sib mudah. Kalau menurutku sih, karena beliau sadar betul apa tujuan yang ingin dicapai. Itu artinya rasa percaya dirinya baik. Berbeda dengan orang yang tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Tentu saja membutuhkan waktu lama. Apalagi pemicunya pada setiap orang berbeda-beda.


Bagi mentor pencapaian temannya yang seorang calon profesor tentu beda dengan pencapaian yang ingin beliau dapat (bupati) candanya dalam tulisan IG. Jadi menurutku kuncinya adalah "kesadaran dan penerimaan diri". Sedangkan menurut beliau "jangan membandingkan diri". Ya, aku setuju juga.


Lantas kenapa aku juga bilang kesadaran diri ini penting? Jadi gini, seandainya apa pun yang kita lakukan berdasarkan kesadaran diri, tentu kita tidak akan membandingkan diri. Tuh kan, berkorelasi. Kita tahu apa yang kita lakukan, tahu apa yang ingin dicapai, dan tahu bahwa orang lain juga melakukañ (baca:berjuang) seperti kita dalam hal berbeda.


Sehingga perasaan negatif yang sering mempengaruhi hati dan pikiran akan sirna dengan sendirinya. Karena kita paham prioritas utama kita. Jadi sebagai catatan penting untukku "daripada berkeluh kesah dengan membandingkan pencapaian diri, aku akan berpacu pada tujuan dan prioritas utamaku". Sebuah tujuan baik yang ingin dicapai.


Saat "remahan rengginang" yang sedang gigih berjuang dan tidak lagi terbayang tentang kesuksesan orang. Lebih fokus pada menyayangi diri dan meningkatkan mutu diri. Semoga suatu hari menjadi pribadi bermutu yang cemerlang dan dicari. Aamiinn ....

***


#pejuang 30dwc

#fighter30dwc

#squadla2ak

#day-22

#temakeluh

Komentar

Postingan Populer