Surat Untuk Kakak

 Hai, Kak J kabar baik, kan?


Ah, hari ini aku dapat pesan untuk berkirim surat padamu. He-he-he. Iya maafkan aku, sebenarnya ini pertanyaanku kemarin lusa. Apakah boleh berkirim surat kepadamu? Lalu Kak J pun menjawab, "Boleh dong." 


Oleh sebab itu sekarang aku menulis surat ini untukmu. Eh, aku kok jadi bingung mau nulis apa, ya. Ya Allah … tolonglah aku. Owalah … apaan sih An, cepet ngomong aja. Pakai pikun segala, eh bukan dong. Sembarangan aja, tunggu sebentar aku cari wangsit. Eh, kelamaan tahu. Keburu matang minya. Duh, tolonglah jangan rame-rame dan lekas ditanyakan pada intinya, okey?


Nah gini Kak J, aku pengen meminta satu pertolongan darimu. Minta izin supaya kakak berkenan memberikan satu tema tulisan padaku selama lima hari ke depan. Tanya kenapa? Karena aku sudah keluar dari bank ide awalku. Sebenarnya masih bisa, tapi akan aku lanjutkan nanti. 


Sekarang aku mau mencoba metode baru, kalau tidak sanggup ya, maafkanlah. Namun, mau melakukan dulu sebelum menyerah. Untuk apa sih? Untuk tahu mauku. Aku agak bandel juga soalnya, kalau tidak dipaksa malas banget. Dan kadang nulisnya random banget. Makanya aku minta tolong sama Kakak agar memberiku tema setiap hari. 


Alasan lainnya supaya aku tidak bingung menentukan tulisan. Aku sudah menulis surat untuk Ana beberapa kali. Hasilnya bagus, tapi aku kok malah menjadi tidak enak hati. Kalau ditanya kenapa, ya, simpel aja. Karena tulisan Ana tidak ingin dilihat oleh banyak orang? Bukan juga sih, cuma sepertinya surat untuk Ana itu hanya semacam curhatan dalam buku diary. Aku mau sensasi lain. Biar tahu apa aku bisa. 


Udah itu aja. Oh iya, aku mau bilang tulisan Kakak yang kemarin ditulis tentang tugas suami itu aku suka banget. Pedas dan mendidik. Biar para suami tidak hanya mendelik tapi juga terpantik. 


Terima kasih sebelumnya Kak. Sehat selalu, ya. 


Dah …

Ana


#pejuang30dwc

#fighter30dwc

#30dwcjilid34

#squadla2ak

#day14



Komentar

Postingan Populer