Benarkah yang Kau Lihat

"Aku iri sama kamu Mbak! Mamak selalu memujimu." Tatapan penuh kekecewaan dia tampilkan. Adikku meneteskan air mata di depanku.

Mulanya aku biasa saja. Rasa tak percaya lebih menguasai. Kalian tahu kenapa? Ya, selama ini mamak (baca:ibu)ku tidak pernah menunjukkan itu padaku. Jangankan pujian, kata sayang pun tak pernah terucap dari mulutnya. Itu yang aku ingat. Apabila label menjadi anak durhaka pantas disematkan, karena tidak pernah mengingat beliau pernah mengatakannya padaku, ya, dengan lapang dada bisa diterima. 

Namun, tunggu dulu! Picik sekali mereka, segera menghakimi bahkan ketika aku belum selesai bercerita. Tahukah mereka, apa yang bisa aku ceritakan terkadang nggak sepadan dan nggak sama seperti apa yang aku rasa. Atau mungkin aku juga sama, hanya mampu mengingat keburukan yang mereka perbuat. 

Seseorang pernah berkata bahwa, "Manusia cenderung menyamakan antara pengalaman dan ingatan. Padahal sebenarnya antara keduanya sangat berbeda."

Jadi gini, misalnya saat di jalan kita bertemu dengan seorang teman akrab. Kita melihatnya dan dia tidak melihat, karena sedang memperhatikan objek lain. Nah, di saat kita menyapa tentu saja dia tidak akan merespons, kan? Pada saat itu juga pikiran mulai merancang skenario, "Ah, dia sudah tidak  lagi peduli padaku. Atau ah, dia tidak menganggapku sebagai teman lagi."

Padahal kenyataannya kita yang melihat dan dia tidak melihat kita. Dari situ ingatan merekam bahwa pada saat itu hal buruklah yang dialami. Sementara pengalaman yang sebenarnya adalah memang teman tadilah yang tidak melihat keberadaan kita.  

Lalu bagaimana dengan kasus yang aku alami? Ya sama saja sebetulnya. Aku selalu beranggapan mamak tidak pernah memuji dan menyayangiku. Padahal sebenarnya tidak tahu, karena aku tidak pernah bertanya. Sementara adikku, sama. Dia tidak tahu yang aku alami, bahwa sebenarnya mamak juga sering memujinya di hadapanku.

Sungguh suatu dilema. Kenapa hal itu harus terjadi. Jawabnya tentu saja karena tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Jika dalam keluarga memiliki komunikasi yang baik. Tentu semua tidak akan pernah terjadi. Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan kalau sudah direncanakan dan dikerjakan dengan sekuat tenaga.

***

#day16

#pejuang30dwc

#squadlasak

Komentar

Postingan Populer