Balada Cinta Mobil
Hujan begitu deras malam itu. Langit seperti sedang marah lalu menangis dan menumpahkan semuanya ke bumi. Kilat dan petir menyambar-nyambar. Gemuruh angin menerpa pepohonan, mematahkan tangkainya yang kering.
Seorang wanita berdiri di depan Musala Al-Hikmah. Sesekali melihat ke dalam musala, berharap masih ada orang di sana, membukakan gembok, dan mengizinkan dia berteduh di dalam. Rok hitam selututnya basah, rambut pendek kumal, ada aliran air berwarna hitam di pipi, pun hem putih tanpa lengan yang ia kenakan basah di bagian dada. Dia merangkul diri sendiri. Untuk menutupi bagian dada dan menghalau hawa dingin yang mulai menyergap. Hatinya pilu, kesal, sedih, dan kecewa. Semua bercokol di sana. Perjalanan cinta selama dua tahun, hilang tidak tersisa dalam 20 menit. Bulir bening itu menetes, berubah menjadi hitam mengairi pipi.
Matanya nanar menatap cahaya kilat di kejauhan. Pikirannya seperti tersedot, kembali ke peristiwa dua jam lalu.
Mata Xenia berbinar, seolah sedang dimanjakan dengan pemandangan magis di pulau mimpi. Dekorasi Cafe Wong Jawa begitu memukau. Wayang, batik, dan gamelan menjadi dekorasi di setiap sudut Cafe. Tembang-tembang jawa pun mengalun dengan merdu. Hati Xenia menjadi sejuk, bak tersiram air es. Rupanya Suzuki ingat satu nama tempat kesukaan Xenia.
Cafe anak muda berkonsep jawa kuno, yang sempat diolok Suzuki. Perasaan deg-degan itu sedikit berkurang. Dia merasa tidak salah mengambil keputusan. Suzuki adalah orang yang tepat untuknya, perasaannya tidak salah. Xenia akan berkata jujur pada Audi tentang yang dia rasa. Dia berharap Audi akan mengerti dan menerima hubungan mereka. Bagaimanapun juga Audi adalah sahabat terbaik dan mantan pacar Suzuki. Pertemuan kali ini pun tidak akan disia-siakan.
Suzuki menarik salah satu kursi yang memiliki dekorasi paling menarik. Bertaplak merah muda dengan buket mawar kuning kesukaannya. Mata Xenia, sontak berkaca-kaca. Rasa haru menyeruak, memenuhi jiwa. Tidak pernah disangka, Suzuki kembali mengejutkannya. Dia ingat bunga kesukaan Xenia dan bersikap begitu manis hari ini. Xenia begitu berbunga-bunga, hatinya lunak dan meluber. Kupu-kupu beterbangan dalam perutnya. Hari yang ditunggu tiba.
Audi berjalan dengan anggun di belakang pelayan cafe, tetapi hatinya begitu kesal. Apalagi ketika dia ingat, Suzuki mengacuhkannya. Ekspresinya tiba-tiba berubah ceria saat mereka saling bertatap muka.
Bersambung …
#day-8
#squad ICH1BAN
#30DWCJILID35
#CERPEN
Kembali menulis kak
BalasHapus