Kunang-Kunang dan Laron



"Libur telah tiba, Libur telah tiba, hore! Hore! Hore! Hatiku gembira." Johan dan Ane bersorak gembira. Mereka berdua berlonjak-lonjak, tertawa riang menyanyikan lagu yang pernah di populerkan oleh Tasya Kamila itu. Bagaimana tidak bahagia, liburan adalah momen yang ditunggu oleh anak-anak. Bahkan orang dewasa menyukai momen ini.

Apalagi liburan kali ini ayah dan ibunya sudah merencanakan akan berlibur ke Desa Karang Sewu. Kampung kelahiran sang Ibu. Lebih dari lima tahun ibunya tidak pulang. Terakhir mereka berkunjung, saat Jo berusia dua tahun dan Ane lima tahun. Selama itu mereka hanya berkirim kabar lewat pesan telepon. 


Liburan kali ini mereka berencana menginap selama lima hari. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kampung Peri. Sebuah kampung buatan, menyajikan sebuah pemandangan danau dan air terjun buatan yang instagramable. Dengan kamar berupa pondok di atas pohon. Serta berbagai wahana permainan air dan outbond.


***


Malam sudah larut, jalan yang memasuki kampung halaman ibu Johan dan Ane sepi. Sawah dan ladang di sana masih asri, dengan tanaman padi dan sebagian palawija. Sayangnya mereka tidak bisa menikmati pemandangannya. Karena cahaya rembulan tidak menampakkan diri. Dan bintang pun tertutup kabut lebat.


Di bantaran sungai, di dekat semak yang rimbun muncul cahaya terang berkelap-kelip. Johan yang sudah mengantuk mengucek mata. Menajamkan penglihatannya. "Kak, itu apa, sih? Lihat, Kak!" Menarik lengan Ane yang sudah setengah tidur.


"Jo, jangan ganggu Kakak. Mana, sih?" tanya ibunya. Beliau melongokkan kepala, melihat ke luar jendela. "Oh, itu kunang-kunang, Jo. Cantik, ya? Binatang yang bisa mengeluarkan cahaya di ekornya."


"Aku mau, Bu. Kita turun, ya. Ayolah!" pintanya penuh semangat.


Ibunya tersenyum, kembali merebahkan punggung ķe kursi mobil. Sementara Jo masih menunggu jawaban. "Jangan sekarang. Nanti saja, ajak Mbok Rum sama Dito. Di belakang rumah Nenek Ginah ada banyak."


"Benarkah!" Matanya semakin berbinar. Ayahnya yang sedang menyetir, karena menggantikan Pak Parjo tersenyum tipis.


Ibunya mengangguk, lalu mengusap kepala Johan dengan lembut. "Ya sudah, Johan tidur dulu, ya. Nanti sesampai di rumah Nenek Ginah, ibu ceritakan tentang kunang-kunang," bujuknya. Mendapat persetujuan Johan.


Nyatanya dia semakin penasaran. Meski mata terpejam, tapi pikirannya melayang-layang. Dia membayangkan akan bisa membawa pulang kunang-kunang itu, dan memamerkan pada temannya.


***


"Kak Ane, Kakak ingat nggak makanan yang waktu itu dikasih Mbok Rum ke kita?" tanya Johan pada Ane. 


Sudah seminggu mereka pulang liburan. Johan membawa serta beberapa ekor kunang-kunang. Dia pun menjaganya dengan baik, sesuai anjuran Dito, anak Mbok Rum yang berusia lima tahun lebih tua.


Ane mencopot earphone yang menyumbat telinga. "Kamu tadi bilang apa, Jo, Kakak nggak denger?"


"Itu lo, Kak, Mbok Rum. Kemarin kan ngasih kita lauk pepes. Katanya isinya apa?" Mata Johan masih mengamati botol berisi kunang-kunang di atas meja.


"Oh, itu. Pepes laron, Jo. Enak, kan? Sama Kakak juga ketagihan."


Ane memakai kembali earphone-nya dan memakan brownies kesukaannya. Melirik Johan yang sesekali mengerutkan kening sembari memandang kunang-kunang.


"Husssttt … Jo, ada apa?"


Johan tersentak, memandang Ane dengan menjulurkan lidah. "Emang laron enak dimakan, Kak? Apa Mbok Rum nggak salah? Jangan-jangan yang dipepes itu kunang-kunang. Hiii …."


"Ngawur. Habisin tuh kuemu, kotor kan lantainya." Mata Ane memandang lekat remahan kue Johan di lantai.


"Idih, Kak Ane. Jawab dong!" protesnya sambil memasukkan gigitan terakhir bolu gulungnya.


Ane menjulurkan lidah. Mengangkat buku dan cangkir capucinonya. "Bodo. Emang aku pikirin. Wek!" Kemudian berlalu dan meninggalkan Johan duduk sendirian dan penuh tanya.


"Kakkk …!" teriak Johan. Namun, Ane sudah tidak lagi berada di ruang keluarga. 


Johan bangkit dari sana dan mencari keberadaan ibunya. Johan yakin kalau ibunya akan memberitahu dia. Namun, perasaannya masih was-was. Dengan pepes yang dia makan di rumah Nenek Ginah.


Bersambung …


***


#day-5

#squad-1

#30DWCJILID35

#CERNAK-FIKSI

Komentar

Postingan Populer