Sepeda dan Sungai

Rini berdiri di samping sepeda. Memandang kelopak bunga berwarna merah yang bermekaran. Beberapa kelopak jatuh, bertebaran, diterpa angin. Mewarnai riak-riak sungai dan rumput di sekitarnya. Senyum pun terbit, menghiasi sudut bibir. Rambut panjangnya melambai-lambai seolah merayakan keindahan yang dia lihat. Dengan cepat dia pun melangkah pergi, dan mengayuh sepedanya. 

***

"Loh, Rini! Kok kamu sudah pulang, Nak?" Suara ayahnya menyambut. Wajahnya mengintip dari balik koran.

Rini menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Memang Rini mau ke mana, Pak?" Dengan santai mendudukkan diri di samping ayahnýa, yang kini melipat koran dan ditaruh di atas meja.

"Bukankah tadi mau les?" 

"Ndak jadi, Pak. Rini berubah pikiran," katanya, sambil merebut cangkir kopi sang ayah. "Ayo kita pergi ke taman saja, Pak! Di sana sedang ada bazar tanaman hias dan pertunjukan tari, lo. Tadi Rini baca pengumumannya. Ayo dong, Pak!" rengeknya.

"Rini! Kok sudah pulang? Bukanya jam dua les baru dimulai?" tanya sang ibu yang baru muncul dari kamar. Dandanannya rapi, mengenakan rias wajah tipis, baju putih dan celana jeans.

Rini memandang sang ibu, heran. "Ibu mau ke mana? Mau ke taman, ya? Asiiikkkk …," soraknya. "Bapak juga ikut, kan? Ayo Pak!" Rini bersemangat menggelandang lengan ayahnya. Sambil tersenyum karena baru menyadari pakaian ayahnya juga sudah rapi. Kemeja krem dan celana jeans kesayangannya.

"Ibu sama bapak mau arisan. Lusa, ya, pergi ke taman. Rini ingat, kan, besok ada ulangan Bahasa Inggris?" tanya ibunya sambil merayu. 

Rini mengerucutkan bibir. Memandang ayahnya yang mengangguk setuju dengan ucapan sang ibu. "Ngak mau, Rini mau sekarang. Pokoknya sekarang!" 

"Riniii ... hari ini bapak dan ibu ada acara arisan. Kita pergi lusa, ya, sayang? Kamu belajar yang rajin biar dapat nilai bagus, oke?" Ayahnya membujuk.

Rini pun ngambek, berjalan ke kamar dan menutup pintu, tanpa memperdulikan mereka.

Bersambung …

***

#day 4

#squad-1

#30DWCJILID35

#CERNAK-FIKSI