Cinta Gege untuk Ridwan bagian 2
Rambut Gege masih basah, gulungan handuk di rambut belum dilepas. Namun, ia teringat buku diary yang sudah lima tahun tidak dibuka. Kali ini Gege ingin melihat kembali.
Gege menggeleng dan tersenyum, melihat pantulan dirinya dan Ridwan di kaca. Hatinya merasa tentram. "Terima kasih ya Allah," batin Gege berucap.
"Ini apa, sayang? Boleh aku lihat?" Ridwan bertanya, padahal sudah membaca beberapa baris tulisan itu.
Kembali menggeleng. Gege menutup diary itu, memasukkannya ke dalam laci dan menguncinya. "Ini diaryku Mas. Maaf, aku belum siap untuk memperlihatkannya padamu. Pleasee beri aku waktu."
"Iya, mas nggak maksa kamu, kok. Sudah yuk sini, mas bantu kamu mengeringkan rambut biar nggak masuk angin. Masak malam pertama sudah masuk angin," goda Ridwan.
Gege tersipu mendengar ledekan Ridwan. "Mas! Apaan, sih?"
"Ciiieee …."
"Masss … udah deh. Kita harus cepet ganti baju, kan. Resepsinya udah mau dimulai, kan?" Gege mencoba mengalihkan keisengan Ridwan.
***
Para tamu undangan menikmati resepsi pernikahan Gege dan Ridwan. Bercengkrama dan tertawa bahagia, menikmati hidangan yang disuguhkan.
Seorang lelaki berjalan mendekati area pelaminan. Jas hitam lengkap membalut tubuhnya dengan sempurna. Meski tanpa six pack, badannya yang tinggi tampak gagah. Gege dan Ridwan sedang menyalami para tamu. Sehingga tidak memperhatikan.
Icha menajamkan matanya. Seolah memindai, memandang lelaki yang tidak diundang oleh sahabatnya itu dengan heran.
"Ge … selamat, ya," ucap lelaki itu. Mengulurkan tangan dan memandang Gege yang sedang menatapnya tidak percaya.
Bersambung …
***
#30DWCJILID35
#DAY27
Komentar
Posting Komentar