CERNAK: Ali si Pelupa







Desain ilustrasi dibuat oleh Ana di canva.


***


“Alhamdulillah. Akhirnya PR anak ibu sudah selesai. Yuk, kalau sudah, semua dimasukkan ke dalam tas, kemudian cuci tangan, cuci kaki, dan bobok!”


Ali bersorak gembira dan melompat-lompat. PR matematika akhirnya selesai. “Bu, Ali pengen main game sebentar, aja, Bu. Boleh, ya?” rengeknya memelas.


“Berapa lama, Nang?” tanya Bu Azmi kepada Ali. Nang adalah sebutan sayang Bu Azmi.


“Satu jam, ya, Bu?” pinta Ali.


“Enggak boleh lama-lama, Nang. Bisa capek, besok bangun kesiangan, dan telat sekolah.”


“Tapi, Bu, Ali pengen sedikit lebih lama.”


“Sudah malam, Nang. Enggak baik tidur kemalaman. Nanti bisa sakit. Kamu ingat, kan, 1 bulan yang lalu baru masuk rumah sakit? Ibu kasih setengah jam ya. Setelah itu tidur!” 


“Iya, Bu, mengerti.” Ali bersorak gembira dan merangkut Bu Azmi. Namun, ia lupa mengerjakan apa yang diminta ibunya.


***


“Nang! Semua buku dan alat-alat tulis sudah di masukkan ke dalam, tas, kan?” tanya Bu Azmi kembali mengecek Ali.


“Iya, Bu, sudah!”


“Ya sudah lanjutkan sarapannya. Itu di meja sudah ibu buatkan pecel untuk sarapan hari ini. Ibu tunggu di depan.”  Bu Azmi berteriak dibarengi suara mesin mobil yang dipanaskan. 


Ali menuju ruang makan dan menikmati sarapannya dengan lahap. Dia suka pecel, terutama buatan ibu, karena menurutnya yang paling juara. Selang beberapa menit ibunya kembali berteriak karena Ali belum selesai padahal orang kantor baru saja menelpon.


“Ali, ayo sarapannya cepat dihabiskan! Keburu telat. Ibu tinggal punya waktu 20 menit lagi.”


“Iya, Bu.” Ali mengunyah dengan cepat dan menelan secepat mungkin, hingga ia tersedak dan ada makanan yang  tersangkut di tenggorokan.  Terdengar Ali terbatuk dan meminta pertolongan.


Bu Azmi, berlari mendekati Ali. “Astagfirullahaladzim!” pekiknya. Namun, dengan sigap segera berlari ke arah dispenser dan mengambil air putih. Kemudian memberikan pada Ali. “Hati-hati Nang. Kalau makan jangan buru-buru. Kan jadinya keselek. Dikunyah pelan-pelan, ya.”


Sambil menahan sakit, panas tenggorokan, dan ngos-ngosan karena sempat terbatuk-batuk, Ali mengangguk dan tersenyum. 


“Ya sudah, lain kali lebih hati-hati kalau makan. Ali ingat, kan, untuk cuci tangan dan baca doa dulu sebelum makan.”


“Iya, Bu, Ali inget kok,” jawabnya terdengar mantap. Padahal tak ada satu pun yang dikerjakan.


Bu Azmi tersenyum dan menyerahkan baju ganti. Ali bergegas ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Bajunya kotor karena baru saja terkena sambal kacang yang tumpah di baju.


***

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Ali berpamitan dan mencium punggung tangan Bu Azmi. Belum sempat melangkah, Ali merasa ada yang aneh dan bingung. Kemudian berteriak keras, “Bu, Ali lupa bawa PR!”


“Loh, kok bisa? Kan semalam sudah ibu bilang untuk menata tas dengan rapi?”


“Ali sudah taruh Bu. Tapi tadi pagi pas cari tempat pensil, Ali lupa mengembalikan bukunya,” elaknya tanpa rasa bersalah.


Ali menunduk dan memainkan sepatu. Bu Azmi segera tancap gas dan pulang untuk mengambil buku Ali. Sekitar sepuluh menit kemudian Bu Azmi kembali dan menyerahkan PR-nya kepada ali. 


“Ya sudah, ibu berangkat dulu ya, Nak. Ingat untuk menata kembali barang-barangnya sebelum pulang,” pesan Bu Azmi. Ali mengangguk dan melambaikan tangan.


Sesampai di dalam kelas, Ali kembali terkejut. Karena buku yang diambil ibunya bukanlah buku yang dimaksud. Melainkan buku pelajaran lain yang sampulnya sama. Sampai pada akhirnya Ali dihukum karena tidak mengumpulkan PR. Dia pun duduk lemas dibangku sembari teringat semua nasehat ibu yang dianggapnya angin lalu.


***

Jumlah kata 469

ODOP2023

OPREKODOP2022-day14









 

Komentar

Postingan Populer