Nona, Telurmu!
Ilustrasi desain dibuat oleh Ana di canva.
Hari ini hari rabu, giliranku untuk berbelanja. Sebal bukan main, musim panas di negeri empat musim, sungguh gerah. Dengan sedikit kesal dan jalan gontai ku langkahkan kaki menuju pasar. Cuaca terik yang menyengat tak menyurutkan antusias orang ke pasar. Pengunjung berjubel mencari makan dan berbelanja kebutuhan.
Sesampainya di toko, pikiranku fokus pada catatan belanjaan. Tak ada yang lebih menarik pandangan daripada semua belanjaan telah terbeli.
Selesai membeli semua yang dibutuhkan. Aku mengecek dan memasukkan ke dalam keranjang belanjaan. Perlahan menghela napas dan menyela keringat yang muncul di pelipis, ku pandang langit semakin terik, menyengat. Aku berlalu, pergi dari sana, tetapi mataku mengkerut, menatap tajam pandangan lelaki padaku di seberang jalan.
Lelaki itu berpakaian rapi, rambut belah tengahnya serasi dengan pundak bidangnya. Ia duduk di bagian teras cafe sambil menyeruput minuman.
Aku memandangnya sejenak kemudian pergi dengan cepat. Tanpa aku pedulikan tatapan menelisik yang terus mengekori langkah. Aku berjalan dengan cepat, seperti berlari, seolah menghindar dari psikopat.
Tiba-tiba jantungku berdegup kencang, tangan gemetar, dengkul terasa lemas, dan keringat berurai. Semilir angin yang berembus siang itu terasa pengap.
"Wajahnya ganteng, bodynya tegap, sih, tapi jika sakit jiwa, aduh bisa habis aku di tangannya," pikirku kacau, dengan terus berjalan pergi.
"Nona, tunggu! Hey, Nonaaa … telurmu!" teriak lelaki tadi yang kini mengejarku. Rambut belah tengahnya berantakan tertiup angin. Aku menoleh dan melihat lelaki itu mengangkat karton telur persegi empat berisi 30 biji telur mentah.
Dengan cepat aku berhenti, meneliti bawaan yang ternyata memang benar, satu karton telur yang tadi sempat aku beli tidak ada di dalam keranjang belanjaan. Aku pun kembali menoleh padanya dan tersenyum kaku. Ekspresi senyuman yang ku paksakan tampak menakutkan ditambah dengan pipi sedikit memerah, menahan malu.
“Hati-hati, Non. Kalau bawa barang jangan meleng.”
“Iya, Pak. Terima kasih bantuannya,” jawabku nyengir sambil menerima karton telur itu.
“Mangkanya kalau sedang belanja jangan sambil telponan atau pakai headset. Bahaya!”
***
Tamat.
#OPREKODOP2023
#ODOP6day8
Jumalah kata 390 kata
Komentar
Posting Komentar